Rabu, 02 Desember 2009

KONSEP DASAR PENGAJARAN REMEDIAL (#3) <<<

Strategi dan Teknik Remedial

Beberapa teknik dan strategi yang dipergunakan dalam pelaksanaan pembelajaran remedial antara lain, (1) pemberian tugas/pembelajaran individu (2) diskusi/tanya jawab (3) kerja kelompok (4) tutor sebaya (5) menggunakan sumber lain. (Ditjen Dikti, 1984; 83).

  1. Pemberian Tugas

Dalam pemberian tugas dapat dilakukan dengan berbagai jenis antara lain dengan pemberian rangkuman baik dilakukan secara individual maupun secara kelompok, pemberian advance organizer dan yang sejenis.

Belajar dengan rangkuman lebih efektif daripada tanpa rangkuman (Spurlin, Denserau, and Brooks, 1980), mereka juga menyimpulkan bahwa rangkuman yang memusatkan pada organizing content lebih efektif daripada rangkuman yang memusatkan pada isi yang lebih rinci. Eksperimen yang dilakukan Reder dan Anderson (1980), menyimpulkan bahwa membaca rangkuman teks lebih efektif daripada membaca teksnya saja. Ditemukan juga bahwa transfer belajar menjadi lebih baik, apabila rangkuman teks dipelajari lebih dahulu baru kemudian mempelajari teksnya yang asli. Dengan demikian rangkuman lebih unggul meskipun ide-ide pokok yang terdapat dalam teksnya yang lebih asli telah diberi garis bawah.

Ross dan Divesta (1976), mengemukakan bahwa peserta didik yang belajar dengan membuat rangkuman tentang apa yang telah dibaca, memperlihatkan unjuk kerja yang lebih baik dalam tes mengingat isi teks daripada mereka yang membaca teks yang berulang-ulang tanpa membuat rangkuman. Merrill dan Stolurow (1966), menyimpulkan bahwa pemberian rangkuman yang ditata secara hirarkhis sebelum penyajian keselurhan isi, menyebabkan peserta didik belajar konsep lebih cepat dan transfer yang lebih baik. Hasil penelitian Grotelueschen dan Sorgren (1968), mendukung temuan Merrill dan Stolurow (1966), disimpulkan bahwa peserta didik yang sebelum belajar, membaca rangkuman yang berisi prinsip-prinsip dasar dari semua prinsip yang akan dipelajari memperlihatkan hasil belajar dan transfer yang lebih baik, jika dibandingkan dengan peserta didik yang langsung membaca keseluruhan. Di sisi lain advance organizer atau kerangka isi pada tingkat abstrak, dimaksudkan untuk menyediakan kerangka konseptual yang dapat dipergunakan oleh peserta didik untuk memperoleh kejelasan lebih dahulu mengenai apa yang akan dipelajari kemudian. Ausubel (1963) mengungkapkan bahwa advance organizer dapat dipakai untuk memudahkan belajar bahan bahan tertulis. Tujuan advance organizer menurut Ausubel adalah untuk mengaitkan bahan bermakna yang akan dipelajari dengan struktur yang dimiliki peserta didik. Barnes dan Claswson (1975) mengkaji sejumlah penelitian tentang advance organizer, dari 32 penelitian yang dikajinya, 12 diantaranya memperlihatkan bahwa advance organizer secara signifikan memudahkan belajar peserta didik. Sedangkan 20 diantaranya menunjukkan perbedaan yang amat kecil (tidak signifikan). Hartley dan Davis (1976) merangkum hasil kajiannya mengenai variabel advance organizer sebagai berikut: (1) Sebagian besar penelitian menunjukkan bahwa advance organizer memudahkan belajar, dan sekaligus meningkatkan retensi. Ada 10 penelitian yang memperlihatkan yang sejenis. (2) Penelitian lain menunjukkan bahwa pengaruh advance organizer terhadap hasil belajar dan retensi tidak signifikan, sedangkan 15 penelitian yang termasuk kelompok ini menyatakan siginifikan pengaruhnya terhadap hasil belajar dan retensi. (3) Beberapa peserta didik cenderung mendapatkan keuntungan lebih banyak dari penggunaan advance organizer daripada peserta didik lainnya. Peserta didik yang memiliki kecerdasan di atas rerata lebih diuntungkan oleh adanya advance organizer, ada 7 penelitian yang menunjukkan hal ini. (4) Organizer ekspositorik amat bermanfaat pada anak-anak yang memiliki kemampuan verbal dan kemampuan analitik yang rendah, ada 2 penelitian yang menunjukkan hal ini. (5) Terdapat 10 penelitian menemukan advance organizer yang diberikan setelah pembelajaran kadang-kadang lebih dapat memudahkan belajar peserta didik daripada organizer yang diberikan sebelum pembelajaran. Namun ada 2 temuan penelitian yang tidak menunjukkan arah yang pasti mengenai hal ini.

  1. Melakukan aktivitas fisik, misal demosntrasi, atau praktek dan diskusi

Ada konsep-konseps yang lebih mudah dipahami lewat aktivitas fisik, missal contoh, memahai bahwa volume fluida tidak beuabah kalau berada di dalam wadah yang berbeda bentuknya. Anda sebaiknya menggunakan berbagai media dan alat pembelajaran sehingga dapat mengkonkritkan konsep yang dipelajarinya, selain itu hendaknya Anda banyak memberi kesempatan kepada siswa untuk mengunakan media terebut, karena siswa pada umumnya perkemangan berpikir mereka berada pada tingkat operasional konkrit. Mereka akan dapat mencerna dengan baik konsep yang divisualisasikan atau dikonkritkan.

  1. Kegiatan Kelompok

Diskusi kelompok dapat digunakan guru untuk membantu siswa yang mengalamikesulitan belajar. Yang perlu diperhatikan guru dalam menetapkan kelompok dalam kegiatan remedial adalah dalam menentukan anggota kelompok. Kegiatan kelompok dapat efektif dalam membantu siswa, jika diantara anggota kelompok ada siswa yang benar-benar menguasai materi dan mampu memberi penjelasan kepada siswa lainnya.

  1. Tutorial Sebaya

Kegiatan tutorial dapat dipilih sebagai kegiatan remedial. Dalam kegiatan ini seorang guru meminta bantuan kepada siswa yang lebih pandai untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. Siswa yang dijadikan tutor bisa berasal dari kelas yang sama atau dari kelas yang lebih tinggi. Apabila menggunakan tutor yang sebaya sangat membantu sekalai, karena tingkat pemahaman dan penyampaian tutor yang sebaya lebih dimengerti oleh siswa yang bermasalah, selain itu mereka tidak merasa canggung dalam menanyakan setiap permasalahan karena usia mereka sama sehingga mudah dimengerti olehnya.

  1. Menggunakan Sumber Lain

Selain dengan pembelajaran ulang, kegiatan kelompok, tutorial, guru juga dapat menggunakan sumber belajar lain yang relevan dalam membantu siswa yang mengalami kesulitan memahami materi pelajaran. Misalanya guru meminta untuk mengunjungi ahli atau praktisi yang berkaitan dengan materi yang dibahas, misalnya ”bagaimana cara mencangkok ” siswa dapat mendatangi tukang kebun yang kegiatan sehari-hari memang mencakok. Atau juga siswa diminta membaca sumber lain dan bahkan kalau mungkin mendatangkan anggota masyarakat yang mempunyai keahlian yang sesuai dengan materi yang dipelajari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar